Adalah penulis dan ilustrator otodidak berasal dari keluarga petani di sebuah desa bernama Watubonang. Nai yang tidak mewarisi cara hidup dengan bertani menemukan hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depannya lewat menggambar. Saat ini, Nai bekerja dari desa Makamhaji di Jawa Tengah.
Penulis: Sekretariat Mosintuwu
Peneliti dan penulis, menyukai dongeng. Pendiri Institut Mosintuwu, inisiator Perpustakaan Sophia dan Project Sophia sebuah gerakan literasi untuk anak-anak dan remaja paska konflik Poso. Dalam buku ini menulis dongeng Watu Dilana, Burung Kum-kum dan Alo.
Anggota komunitas dongeng Poso, pelajar SMA Negeri 1 Pamona Utara yang gemar membaca. Menyukai dongeng karena dongeng dapat memperluas cara pandangan, melatih kemampuan berbicara di depan umum, dan menginspirasi untuk bermimpi lebih besar. Dalam buku ini menulis dongeng Watu Mpangasa Angga.
Anggota komunitas dongeng Poso. Pelajar SMA Negeri Harmoni yang suka menulis, dan membaca. Bercita-cita ingin melestarikan dongeng Poso.Dalam buku ini menulis dongeng Pada Marari.
Anggota komunitas dongeng Poso, pelajar SMA Negeri Harmoni yang suka menulis, mulai menyukai dongeng karena memiliki makna dan keseruan. Mulai mendongeng saat mengikuti lomba dongeng yang membawanya hingga ke tingkat nasional nasional pada Mei, tahun 2024. Dalam buku ini menulis dongeng Watu Yano.
Anggota komunitas dongeng Poso, pelajar SMA Negeri 1 Pamona Utara yang gemar membaca dan mendongeng.Menyukai dongeng untuk dapat membangun kedekatan dengan orang lain, menciptakan imajinasi, serta dapat menginspirasi. Dalam buku ini menulis dongeng Watu Mpogaa.
Menginisiasi berdirinya komunitas dongeng Poso sebagai sebuah cara untuk memperjuangkan keberadaan dan melestarikan dongeng orang Poso di kalangan anak muda. Pelajar di SMA Negeri 1 Pamona Utara. Dalam buku ini menulis cerita rakyat : Nyanyian Boti.
Anggota komunitas dongeng Poso. Pelajar di SMAN 1 Pamona Utara yang gemar belajar, membaca, menyanyi, dan menari. Mencintai dongeng dan cerita rakyat tanah Poso. Dalam buku ini menulis dongeng Tikus dan Tiram. Memiliki harapan melalui dongeng dapat melestarikan nilai budaya dan kearifan lokal untuk generasi muda.
Pemerhati budaya Poso, penyiar di radio Mosintuwu. Menyukai dongeng Poso karena sarat pesan leluhur Poso yang dapat diwarisi bergenerasi. Dalam buku ini menulis dongeng : Manu Warale
Di sebuah desa yang luas sekali, terdapat sebuah bukit yang menjadi tempat berkebun seorang ibu dan anak gadisnya. Mereka menanam banyak sayuran, rempah dan buah-buahan. Setiap hari, ibu dan anak gadisnya itu selalu merawat tanaman-tanaman mereka. Anak gadis sang ibu setiap hari turun mengambil air di danau untuk menyiram tanaman yang ada di kebun mereka. Dari bukit tempat mereka tinggal, untuk mendapatkan air memang harus berjalan cukup jauh ke danau. Namun si anak gadis rajin melakukannya dengan senang hati. Selain rajin membantu, anak gadis sang ibu itu punya paras yang begitu menawan dan cantik. Hal itulah yang membuat dirinya dikenal…